Minggu, 21 November 2010

Surat untukmu Nak: Perasaanku Tentang Perasaanku Padamu

Diposting oleh diajengfortuna di 21.11.10
Di tengah bergulirnya roda kehidupan, diantara hiruk pikuknya kesibukan yang menyengat aku telah sempat mengabadikan perasaanku tentang perasaanku padamu lewat selembar surat yang mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang.

Untukmu yang akan mewarisi darah dan dagingku...
Duduklah yang manis di situ Nak. Ya, benar seperti itu. Biar kulihat wajahmu itu mirip siapa. Matamu itu mata siapa, hidungmu itu hidung siapa, bibirmu itu bibir siapa, senyummu itu senyum siapa. Apa kau mewarisiku atau lelaki hebat yang kau panggil Ayah itu. Hmm..biar kulihat sekali lagi. Oh iya, Mbah Putri bilang kau mirip aku tapi Nenek bilang kau mirip Ayahmu. Mereka boleh berpendapat apa saja. Tapi yang jelas sebagian dari dirimu adalah diriku dan di tubuhmu mengalir darah yang sama dengan darahku.



Untukmu yang akan menjadi sumber kebahagiaanku...
Duduklah yang manis di situ Nak. Ya, benar seperti itu. Coba mulailah bermain sesukamu. Keluarkan celotehan-celotehan lucumu. Lepaskan tawamu. Biar kurasakan energi positif yang kau tularkan lewat setiap gerak-gerikmu. Segala kepenatan yang melanda, semua masalah yang menimpa takkan melemahkanku selama kau masih ada di hadapanku. Aku percaya kau adalah hadiah dari Tuhan yang akan mengobati segala kepahitan dengan kebahagiaan yang lebih.



Untukmu yang akan mewarnai rumah kecilku...
Duduklah yang manis di situ Nak. Ya, benar seperti itu. Kau tampak lain hari ini. Kenapa tak kulihat senyum manismu seperti biasanya. Kenapa kau diam Nak? Kau malah mulai terisak. Kau menangis. Ada apa gerangan Nak? Tangismu kian menjadi. Kemari Nak, biar kupeluk tubuhmu. Oh tidak, badanmu panas. Kamu sakit? Betapa aku dan Ayahmu cemas bukan main. Tapi lihatlah sehari setelahnya kecemasan itu sirna seketika. Kau sudah kembali dengan senyum ceriamu. Kau sudah berlarian di dalam rumah. Merecokiku yang sedang memasak di dapur, dan sesekali merengek ditemani main pada Ayahmu yang sedang serius membaca koran. Saat itu aku merasa rumah kecilku seperti ditumpahi berkaleng-kaleng cat warna-warni. Membuat rona ceria menebar ke seluruh penjuru.

Untukmu yang akan membuatku merasa bangga...
Duduklah yang manis di situ Nak. Ya, benar seperti itu. Waktu terasa cepat berlalu. Kau yang dulu masih merangkak kini sudah berseragam sekolah dan menggendong tas. Setiap pagi kau cium tanganku dan Ayahmu. Kau pamit untuk menuntut ilmu. Belajar yang rajin Nak. Kau tahu dalam setiap desah nafasku selalu terselip doa untukmu. Jaga dirimu Nak. Bersikaplah sopan dan baik selalu. Ingat bahwa dimanapun kau berada dan kemanapun kau pergi, kau selalu membawa namaku dan Ayahmu. Jadi bila kau berbuat tidak baik, mereka pasti bertanya siapa Ibunmu siapa Ayahmu. Itu kami Nak. Kami tak pernah mengajarimu hal-hal yang tidak baik bukan. Maka jadilah anak yang baik, ukirlah prestasi secemerlang mungkin, gantungkan cita-citamu setinggi langit. Kau pasti bisa melakukannya. Aku dan Ayahmu akan selalu jadi orang terdepan yang mendukungmu. Buat kami bangga padamu Nak. Jangan kecewakan kami.

Untukmu yang akan meneruskan garis keturunanku...
Duduklah yang manis di situ Nak. Ya, benar seperti itu. Aku tertegun memandangmu. Dulu kau hanya makhluk kecil yang tak berdaya tapi kini lihatlah kau bahkan lebih besar dari gunung. Kau begitu hebat. Kau sudah berhasil mewujudkan cita-citamu. Kau sudah membuatku bangga. Masih bolehkah aku memeluk tubuhmu dan membelai lembut rambutmu. Air mata ini tak kuasa kubendung. Apalagi melihatmu sebentar lagi akan memulai hidup dengan orang yang sayangi itu. Kau akan memulai babak baru dalam hidupmu. Kau akan membangun istana kecilmu sendiri. Kau sudah siap meneruskan garis keturunan keluarga kita. Sungguh aku dan Ayahmu sangat berat melepasmu.

Untukmu yang akan mengantarkanku ke Surga...
Duduklah yang manis di situ Nak. Ya, benar seperti itu. Lihat kini kau sudah bahagia dengan keluarga kecilmu. Tawa jagoan kecilmu itu mengingatkanku pada saat kau kecil dulu. Dia mirip denganmu. Aku turut bahagia dengan kebahagiaan yang kau dapat itu. Sekarang dengarkan aku Nak. Masih kau ingat bukan semua pesan, nasehat, dan ajaran yang aku dan Ayahmu selalu berikan. Ingat selalu semua itu Nak. Ajarkan juga pada anak-anakmu kelak. Tugas kami kini sudah selesai. Aku dan Ayahmu hanya ingin kau selalu mengingat kami. Jangan lupa untuk selalu mendoakan kami. Karena hanya doa anak sholeh sepertimu yang akan mengantarkan aku dan Ayamu ke Surga. Amin...

Salam sayang terdalam untukmu Nak, dari calon Ibumu.

0 komentar:

Posting Komentar

 

di sini ada fortune Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea